Tag: Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Kota Banda Aceh

Jelang Pemilihan GTK Berprestasi Kota Banda Aceh, Bakri Siddiq : Tingkatkan Lagi Kualitas Pendidikan

Banda Aceh – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Banda Aceh menggelar kegiatan Pemilihan Guru Dan Tenaga Kependidikan (GTK) Berprestasi Kota Banda Aceh. Kegiatan ini sebagai upaya merangsang para GTK untuk lebih berinovasi dan berkarya dalam dunia pendidikan . Read More

Disdikbud Banda Aceh Kembali Laksanakan TOT bagi Guru Diniyah dan Tahfidz

Banda Aceh Setelah dua tahun vakum karena Pandemi Covid-19, kini Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Banda Aceh kembali melaksanakan kegiatan Training Of Trainer (TOT) bagi guru diniyah dan tahfidz tingkat Sekolah Dasar (SD). Kegiatan selama sembilan hari itu dilaksanakan di Aula Tekkomdik Kota Banda Aceh, Selasa (13/9/2022). Read More

Bertepatan Hardikda 63, Disdikbud Banda Aceh Luncurkan Program Gerakan Sedati

Banda Aceh – Bertepatan Hari Pendidikan Daerah (Hardikda) Aceh ke-63, Pemerintah Kota Banda Aceh melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Banda Aceh melaunching atau meluncurkan program gerakan sehari berbudaya pasti Aceh (Sedati). Read More

Dapat Dukungan Pj Walikota, Diseminarkan Program Sehari Berbahasa dan Budaya Aceh

Banda Aceh – Pada Rabu, 31 Agustus 2022 Badan Kerja Sama Organisasi Wanita (BKOW) Aceh yang didukung penuh  Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Banda Aceh, mengadakan seminar pendidikan jelang tanggal 2 September puncak Hari Pendididikan Daerah (Hardikda) yang tahun ini sudah berusia 63 tahun. Read More

Pembinaan Bakat Dan Kreatifitas Siswa Melalui Kegiatan Pramuka Di Masa Pandemi

Banda Aceh – Sebanyak 130 peserta pramuka terdiri dari 21 SMP Negeri dan Swasta se Kota Banda Aceh, mengikuti kegiatan pembinaan minat bakat dan kreatifitas siswa yang dilaksanakan di Lapangan SMP Negeri 8 Kota Banda Aceh (10/11/2020). Kegiatan tersebut diselenggarakan Disdikbud Kota Banda Aceh dalam rangka pembinaan prestasi dan karakter siswa melalui ekstra kurikuler wajib dimasa pandemi Covid 19. Demikian laporan ketua panitia Drs. Muhammad selaku Kabid. Paud dan Pendidikan Non Formal Disdikbud Kota Banda Aceh.

Kegiatan tersebut dibuka oleh Walikota Banda Aceh yang diwakilkan kepada Staf Ahli Keistimewaan dan SDM, Tarmizi M Daud S.Ag M.Ag, beliau menyebutkan bahwa Pemerintah Kota Banda Aceh sangat mendukung kegiatan ini karena kegiatan ini bahagian dari tujuan pendidikan nasional.

“Membangun karakter adalah salah satu tujuan pendidikan juga di masa yang akan datang, bagaimana siswa itu bisa membangun karakternya sehingga membuat masa depannya lebih baik, dia bisa membangun dirinya, agamanya, dengan karakter yang sangat positif di dunia globalisasi”. Ungkapnya.

Ia juga menambahkan siswa harus mampu menggunakan IT pada nilai yang positif, hal tersebut sangat diharapkan Pemerintah Kota Banda Aceh sebagaimana visi dan misi Walikota dalam membangun karakter penerus bangsa. “Mari kita gunakan IT untuk kepentingan agama, syariat, dan pendidikan. Jangan menggunakannya pada nilai-nilai yang negatif”. Tegasnya.

Sementara itu Kepala Dinas pendidikan dan Kebudayaan Kota Banda Aceh Dr. Saminan M.Pd. melalui sekretaris dinas pendidikan dan kebudayaan Sulaiman Bakri. S.Pd M.Pd meminta kepada seluruh peserta dan pembina betul-betul menjaga protokol kesehatan secara ketat, jangan biarkan pesertanya melanggar aturan-aturan protokol kesehatan Covid-19 Dengan situasi dan kondisi kita sekarang ini.

Selanjutnya sekdis mengharapkan kepada para siswa/siswi kami agar betul-betul serius mengikutinya sehingga nantinya tumbuh jiwa disiplin, ber tanggungjawab, kepemimpinan cinta kepada alam serta adanya rasa sosial didadam kehidupan sehari-hari.

Selanjutnya dikatakan kepada sekolah-sekolah yang belum mengirim pesertanya kali ini, untuk kedepan betul-betul harus disiapkan karena kegiatan kepramukaan ini merupakan kegiatan ekstra kurikuler wajib bagi semua siswa di seluruh sekolah.

Pelantikan Kepala Sekolah Di Lingkungan Disdikbud Kota Banda Aceh

Banda Aceh – Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Banda Aceh Dr. Saminan, M.Pd melantik sejumlah Kepala Sekolah yang dilaksanakan di Aula Disdikbud Kota Banda Aceh (06/08/2020). Turut hadir dalam pelantikan tersebut Wali Kota Banda Aceh yang diwakili oleh Kadis Dikbud Kota Banda Aceh, Kepala BKPSDM Kota Banda Aceh yang diwakili oleh Seretaris BKPSDM Kota Banda Aceh, Kabid Mutasi Promosi dan Informasi, serta undangan dan saksi.

Dalam sambutannya, Walikota Banda Aceh menyampaikan melalui Kadis Dikbud Kota Banda Aceh bahwa saat ini kepala sekolah, guru dan anak-anak sekolah sudah begitu maju 20 tahun kedepan pada penggunaan sistem digital dalam proses belajar-mengajar.

“Ketika pandemi datang, kepala sekolah, guru dan anak-anak sekolah sudah begitu maju 20 tahun kedepan pada penggunaan sistem digital dalam proses belajar-mengajar . Kami yakin dan percaya, bahwa pelantikan kepala sekolah pada siang ini akan memberikan sebuah warna baru dalam mencapai target yang diinginkan oleh Wali Kota Banda Aceh”, ungkapnya.

Walikota Banda Aceh juga merencanakan akan  menyebar kepala sekolah yang berpotensi untuk memajukan sekolah di daerah pinggiran, sehingga sekolah-sekolah tersebut kedepannya akan menjadi sekolah rebutan bagi warga Kota Banda Aceh.

Kadis Dikbud Kota Banda Aceh Dr. Saminan, M.Pd mengatakan, dalam setiap kesempatan Walikota Banda Aceh selalu menyatakan bahwa Kota Banda Aceh merupakan salah satu kota referensi yang menjadi sebuah rujukan di Provinsi Aceh dalam bidang Pendidikan.

Sebanyak tiga Kepala Sekolah Dasar di lingkungan Pemerintah Kota Banda Aceh yang dilantik, mereka adalah Pocut Maiyati, S. Pd sebagai Kepala SD Negeri 13,  Hidayat, S. Pd, M. Pd sebagai Kepala SD Negeri 24, dan Dra. Naimah sebagai Kepala SD Negeri 53.

“BLENDED LEARNING” Metode pengajaran baru bagi Guru di Kota Banda Aceh

Banda Aceh – Kepala Dinas Pendidikan dan kebudayaan Kota Banda Aceh, DR. Saminan Ismail,M.Pd  memberikan sambutan pembukaan kegiatan E-belajar bagi Guru dan operator computer SMP negeri dan Swasta Banda Aceh yang dilaksanakan di Sentra Pengembangan Informasi dan Tekhnologi Pendidikan Kota Banda Aceh (Tekkomdik) mulai tanggal 25 s.d 28 Juni 2020 dalam arahan kepala dinas menyampaikan bahwa :

“Pada masa pandemic Covid-19 program e-learning sedang menjadi perbincangan hangat di dunia pendidikan, seiring bertambah canggihnya teknologi akan mempengaruhi metode pembelajaran yang  semakin cangih pula. 

Untuk beralih dari model pembelajaran tatap muka atau bertemu secara langsung, lalu berubah menjadi daring (online) itu sangat membutuhkan dukungan dan kesiapan pengguna baik mental dan biaya yang tidak sedikit. Namun ini bisa dimulai dengan model Blended Learning. Yaitu suatu gabungan keunggulan pembelajaran yang dilakukan secara tatap-muka dan secara virtual.

Blended learning adalah sebuah kemudahan pembelajaran yang menggabungkan berbagai cara penyampaian, model pengajaran, dan gaya pembelajaran, memperkenalkan berbagai pilihan media dialog antara fasilitator dengan orang yang mendapat pengajaran. Blended learning juga sebagai sebuah kombinasi pengajaran langsung (face-to-face) dan pengajaran online.

Manfaat dari penggunaan e-learning dan juga blended learning dalam dunia pendidikan saat ini adalah e-learning memberikan fleksibilitas dalam memilih waktu dan tempat untuk mengakses pelajaran. guru tidak perlu mengadakan perjalanan menuju ruangan kelas tempat pembelajaran dilaksanakan. E-learning memberikan kesempatan bagi guru secara mandiri memegang kendali atas keberhasilan belajar. 

Blended learning memberikan kesempatan yang terbaik untuk belajar dari kelas transisi ke elearning. Blended learning melibatkan kelas (atau tatap muka) dan belajar online. disebabkan fungsi guru adalah sebagai : pendidik tidak dapat digantikan oleh apapun sedangkan pembelajaran dapat dan dan dilaksanakan oleh siapa saja asalkan memiliki konsep dan materi yang jelas Peran pendidik/guru adalah sebagai: 1). Perencana belajar, 2). Melaksanakan tindakan atau proses belajar dan 3) sebagai pengawas hasil pembelajaran 

Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka Penyiapan Sumberdaya dan Peningkatan Mutu Guru Bidang Pembinaan Ketenagaan yang dikepalai oleh Marzuki,SH sebagai kepala bidang dibantu oleh Kepala Seksi Data dan Informasi Pendidikan Nur Muhammad,SE.M.Pd dengan menghadirkan Narasumber ahli dari FKIP Unsyiah, Dr. Ismul Huda,M.Si yang sudah sangat terkenal dengan konsep E-Belajar. (NM/#Datadaninformasipendidikan)

Mencari Konsep Belajar Dalam Melaksanakan Pendidikan Masa “New Normal” Di Kota Banda Aceh

Banda Aceh – Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Kota Banda Aceh menggelar video conference yang dibuka oleh Moderator Kepala Seksi Data dan Informasi Pendidikan kota Banda Aceh.

Vidcon ini dibagi dalam Tiga session dengan 3(tiga) narasumber yaitu

  1. Saminan,M.Pd ( Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan)
  2. Ismul Huda,M.Si ( Dosen FKIP Unsyiah )
  3. Saifuddin Bantasyam,SH,MA    ( Pemerhati Pendidikan)

 

Nara sumber I Sesion I

  1. Saminan M.Pd memaparkan beberapa hal penting sebagai berikut :
  2. Awal Semester Ganjil Tahun Ajaran Baru akan dimulai pada tanggal 13 juli 2020
  3. Menyikapi Keputusan Bersama 4 (empat) Menteri yaitu Mendikbud,Menag,Menkes dan Mendagri, tentang panduan penyelenggaraan pembelajaran pada tahun ajaran baru di masa pandemic covid-19 dengan ringkasan sbb :

Bahwa tahun ajaran baru dimulai pada juli 2020.

Untuk Daerah yang berada di Zona Kuning, orange, dan merah  dilarang melakukan pembelajaran tatap muka di satuan pendidikan dan tetap melanjutkan belajar dari rumah (BDR) (94 % dalam 429 kab/kota)

Daerah zona hijau (6%) dimulai dengan sekolah SMP keatas sedangkan SD dan PAUD masih harus menunggu kebijakan lebih lanjut

  1. Disdikbud Kota Banda Aceh telah merancang program pembelajaran tatap muka yang mengikuti protocol kesehatan yaitu :

Mempersiapkan himbauan pelaksanaan sekolah dengan mengikuti prosedur kesehatan : Sekolah disemprot cairan disinfectan, memakai masker, menyiapkan tempat cuci tangan, menyiapkan petugas pengukur suhu tubuh (thermogun), menyiapkan pola kehadiran ( Pembatasan jumlah siswa yang bersekolah) pemisahan kelas laki-laki dan perempuan di hari yang berbeda

Pelaksanaan pembelajaran di dalam ruangan setelah prosedur protocol kesehatan diselesaikan siswa masuk kedalam kelas dan membaca doa tolak bala.

  1. Persoalan mendasar yang muncul dengan adanya siswa baru kelas satu adalah :

Siswa belum bisa Membaca,Menulis dan Berhitung (Calistung), kemampuan tehnologi guru kelas satu masih rendah, banyak siswa belum memiliki HP Android, belum adanya pengenalan warga sekolah, siswa belum mengerti perintah secara bersamaan, dsb.

  1. Untuk siswa kelas atas dan jenjang SMP masih menggunakan pola e belajar dan kekurangan-kekurangannya akan terus diperbaiki,

 

Nara sumber II Sesion II

Dr. Ismul Huda,M.Si memulai paparananya dengan membagagi power point presentasi yang dapat diunduh dilaman : http://gg.gg/newnormal170620

Yang dapat disarikan sebagai berikut :

1.Visi dan misi kota madani

  1. Tantangan
  2. Strategi
  3. tindak lanjut

Tantangan New Era adalah

Industry 1.0 tahun 1784 menggunakan aiar sebagai kekuatan utama

Industry 2.0 tahun 1870 menggunakan mesin sebagai penggerak utama

Industry 3.0 tahun 1969 menggunakan robot sebagai penggerak utama

  • Automisasi sebagai peralatan mesin, penggunaan computer sebagai penyimpan big data dan Sistem Informasi yang terintegrasi dengan baik

Industri 4.0 sekarang menggunakan internet dan jaringan sebagai penggerak utama

Industri 5.0 akan datang

Paradigma baru Belajar dan mengajar

Pertemuan belajar secara digital :

  1. From physical to digital
  2. From standards to habits
  3. From compliance to play
  4. From school to communities
  5. From reaction to interaction
  6. From isolation to Connectivism
  7. From privacy to transparansi

Ruang belajar zaman now :

  1. Syncronous learning
  2. Tatap Muka ( Diskusi,Demonstrasi,Praktik,tutorial,drill dll) merancang dan melaksanakan pembelajaran yang terjadi pada waktu yang sama dengan memanfaatkan tehnologi (tehnology enhanced classroom)

Juga memiliki banyak ruang yang lain selain ruangan belajar di sekolah

  1. Tatap Maya ( Konferensi, audio, visual, web) merancang dan melaksanakan pembelajaran pada waktu yang sama tapi ruang yang berbeda (connecting students to the external experts,practitioners and professors.
  2. Asyncronous learning
  3. Personal ( Audio,Video,animasi,simulasi, AV/VR) Menyediakan objek belajar (learning object) baik buatan sendiri (by design) maupun memanfaatkan yang telah ada ( by utilization) yang memungkinkan terjadinya belajar kapan saja dan dimana saja sesuai dengan kondisi,kecepatan, dan minat belajar masing-masing ( Digital Self-paced learning materials.
  4. Kolaborasi Interpersonal ( Millist,Blog,comm. Of, practices,chat room) Merancangdan melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan terjadinya belajar kapan saja dan dimana sajasecara kolaboratif. Focus on authentic and challenging task.

Prinsip kebijakan pendidikan di masa pandemic Covid-19.

Kesehatan dan keselamatan peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, keluarga dan masyarakat merupakan prioritas utama dalam menetapkan kebijakan pembelajaran.

Merancang dan melaksanakan  “Blended Learning” suatu metode pembelajaran yang mengkombinasikan strategi pembelajaran sinkron dan asinkron terbaik yang relevan melalui system pengelolaan pembelajaran digital untuk menciptakan pengalaman belajar yang optimum.

Tindak Lanjut :

– Jalankan dengan ketat protocol sebagaimana SKB,mendikbud,Menag,Menkes dan mendagri 2020 (SKB)

– Merancang, melaksanakan dan melakukan pengelolaan serta pengembangan secara berkelanjutan (blended learning)

– Program peningkatan kompetensi Digital para insan pendidikan Kota Banda Aceh ( Digital literasi)

– Penguatan Kapasitas Infrastruktur utama dan pendukung blended Learning (infrasrtuktur)

 

Nara sumber III Sesion III

Saifuddin Bantasyam,SH,MA memaparkan beberapa hal sebagai berikut

  1. Keinginan yang kuat ingin menyatukan suatu langkah yang sangat tepat dilaksanakan oleh disdikbud yang selalu mencari terobosan-terobosan baru guna terlaksannya proses belajar mengajar di sekolah baik persiapan pelaksanaan Prose Belajar Mengajar (PBM) baik melalui tatap muka ataupun tatap maya agar pembelajaran dapat dilaksanakan.
  2. Pelaksanaan PBM secara tatap muka haruslah melewati prosedure protocol kesehatan yang prosedurnya telah ditetapkan oleh pemerintah melalui gugus tugas covid 19 agar semua proses berjalan lancar dan tidak menimbulkan kekhawatiran dari pihak manapun disebabkan keselamatan jiwa adalah sangat penting dari segala-galanya.
  3. Pelaksanaan PBM secara tatap maya adalah sebuah modifikasi pelaksananan pembelajaran jarak jauh yang hasil akhirnya adalah sama yaitu ketercapain transformasi pembelajaran dari bangku sekolah pindah ketempat dimana peserta didik dapat mengakses materi belajar pada waktu dan tempat yang berbeda
  4. Pelaksanaan kedua mekanisme tersebut haruslah diperhatikan sarana dan prasarana pendukung agar semua proses PBM dapat berjalan lancar dan baik serta menghasilkan tujuan yang diharapkan.
  5. Seluruh level yang terlibat dalam persekolahan baik SD dan SMP dapat berfungsi dan difungsikan sesuai peran dan tanggung jawabnya masing-masing serta dapat dilibatkan komite sekolah agar proses PBM baik secara tatap muka dan tatap maya dapat terlaksana dengan baik.
  6. Tantangan yang dihadapi adalah masih adanya 6 % orang tua yang belum menyetujui pelaksanaan PBM, berdasarkan poling yang telah dilaksanakan. Walaupun persentase yang kecil tetapi haruslah dipastikan bahwa tantangan tersebut dapat dirangkul dan dijadikan barometer susksesnya pelaksanan PBM baik secara tatap muka maupun tatap maya.dan sebaiknya kita meyakinkan  bahwa hal tersebut dapat dimengerti bahwa sekolah adalah suatu kebutuhan  hidup masyarakat modern sekarang ini.

Beberapa peserta yang diberikan kesempatan untuk bertanya tentag “new normal: sector m=pendidikan memberikan Apresiasi dan tanggapan sebagai berikut :

  1. Ketua Majelis pendidikan Daerah (MPD) Kota Banda Aceh, Salman Ishak, menyarakan melalui Vidcon ini bahwa kerinduan guru dan kerinduan siswa untuk dapat mengikuti pendidikan kembali haruslah dipahami betul oleh jajaran Disdikbud bagaimana merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi proses PBM disekolah kembali dengan kondisi kekiniaan baik tatap muka maupun tatap maya dapat kembali terlakasana dengan baik serta mencermati kecemasan pihak orang tua
  2. Pengawas Satuan pendidikan Elli Kuraniawati,M.Pd menanyakan kekahawatiran pengawas bila proses sekolah melalui tatap maya terus berlanjut sementara masih ada peserta didik belum memiliki perangkat tekhnologi untuk pembelajaran daring sehingga materi-materi belajar yang disampaikan oleh guru kepada peserta didik menjadi terhambat atau terkendala.

 

Kegiatan Vidcom ini diakhiri dengan closing statemen dari Narasumber

Dr. Ismul Huda,M.Si :

Bahwa Proses Belajar Mengajar (PBM) harus terus berjalan melalui :

  • Digital Literasi
  • Peningkatan program parenting
  • Penyusunan menu-menu pembelajaran efektif
  • Ruang belajar yang tersedia disekolah dan ruang belajar lainnya yang tersedia agar dapat difungsikan dan dimanfaatkan untuk proses belajar

Saifuddin bantasyam,SH,MA

  • Covid 19 memberikan dampak luar biasa dan memberikan proses menuju perubahan-perubahan pada semua sektor kehidupan, sektor pendidikan juga terdampak dengan ditutupnya PBM secara tatap muka
  • proses belajar mengajar harus dilaksanakan seacara terencana , sistematis dan terintegarasi dengan semua pelaksana sekolah termasuk komite.

Kepala Dinas Pendidikan Dr. Saminan menutup Sesion sebagai berikut :

  • prinsip kebijakan pendidikan masa new normal adalah kesehatan dan keselamatan
  • peluang-peluang ruang belajar yang tersedia agar dapat dimanfaatkan dengan baik oleh guru
  • Melaksanakan program perenting guna persiapan pembelajaran jarak jauh dari rumah siswa dengan guru disekolah
  • Mengembangkan program pendidikan Dari guru I kepada Guru II
  • Guru I adalah Guru Sekolah dan Guru II adalah orang tua peserta didik yang akan menyampaikan materi terusan dari guru I
  • Pengawas satuan pendidikan harus terus memantau dan memberikna evalausi pelaksanan pembelajaran dimas covid 19 berlangsung agar hasil pembelajaran dapat terukur berdasarkan indikator yang telah disiapkan.

Ombudsman Nilai Pendidikan Selama Covid-19 tidak Efektif

BANDA ACEH – Proses pendidikan selama pandemi Covid-19 tidak berjalan efektif karena lemahnya fasilitas pendukung seperti jaringan internet, tidak semua wali murid memiliki smartphone, dan juga diperburuk dengan minat belajar yang rendah dari siswa.

Penilaian tersebut disampaikan Kepala Ombudsman Aceh, Dr Taqwaddin Husen yang menjadi salah seorang narasumber pada diskusi yang dilaksanakan secara virtual oleh Ombudsman Aceh, Rabu (10/6).

Menurut Taqwaddin, belajar secara daring hanya bisa diikuti oleh sebagian kalangan di kota. Lagipula, lanjutnya, belajar secara daring tidak bisa menggantikan posisi guru di kelas.

“Murid lebih bersemangat ketika berinteraksi secara langsung dengan guru di kelas,” kata Taqwaddin.

Selain Taqwaddin, diskusi virtual tersebut juga menghadirkan sejumlah narasumber lain, seperti Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Drs Rachmat Fitri MPA, Kakan Kemenag Banda Aceh, Dr H Asy’ari MSi, dan Kadisdikbud Banda Aceh, Dr Saminan Mpd.

Diskusi pendidikan yang dimoderatori oleh Ilyas Isti itu juga menampilkan Ketua Komisi VI DPRA, Tgk H Irawan Abdullah SAg dan Ketua Asosiasi Manajemen Pendidikan Islam, Dr Sri Rahmi selaku pengamat pendidikan.

Kadis Pendidikan Aceh, Rachmat Fitri saat diskusi virtual tersebut tidak menampik terhadap konsisi pendidikan di tengah pandemi Covid-19 yang tidak efektif.

“Catatan dari pihak Ombudsman akan menjadi perhatian bagi kami. Kita berharap, proses pendidikan tetap berjalan walau dalam keadaan apapun. Dalam kondisi tidak normal seperti ini kita berharap berbagai ide kreatif muncul untuk pembelajaran” kata Kadisdik Aceh yang akrab disapa Haji Nanda tersebut.

Hal yang sama juga diakui oleh Ketua Komisi VI DPRA, Irawan Abdullah.

Irawan munuturkan, saat ini pihaknya sedang membuat grand desain untuk pendidikan di masa new normal nantinya.

“Grand desain untuk pendidikan menuju ke arah new normal kita persiapkan bersama multistackholder. Perlu kami sampaikan bahwa untuk saat ini dana BOS bisa digunakan untuk proses pembelajaran secara daring” kata Irawan.

Irawan juga mengatakan, jika kondisi ini berkepanjangan, maka  kita sudah mempersiapkan beberapa solusi. Seperti pelatihan guru untuk proses belajar secara daring dan penambahan tower untuk daerah terpencil.

“Hasil diskusi ini nantinya akan menjadi bahan masukan untuk kami di Komisi VI DPRA, ini sangat bagus karena kita sedang menyusun grand desain untuk menuju ke pendidikan new normal,” ujar Irawan.

Kepala Kantor Kemenag Banda Aceh, Dr Asy’ari memaparkan pihaknya tetap mengikuti petunjuk dari Kemenag.

“Untuk pembelajaran di era new normal, mungkin dengan sistem belajar selang-seling yang bertujuan untuk memperkecil jumlah siswa yang hadir,” sebut Asy’ari.

Kadis Pendidikan Banda Aceh, Dr Saminan mengungkapkan, selama pandemi ini pihaknya tetap bekerja melayani murid dengan berbagai sistem pembelajaran.

Ada yang dengan sistem online ada juga yang gurunya datang ke rumah-rumah peserta didik.

“Proses belajar mengajar tetap berjalan walaupun di masa pandemi Covid-19 tetapi dengan sistem yang berbeda, yaitu tidak ada tatap muka. Salah satu cara adalah melalui pembelajaran online. Sedangkan bagi peserta didik yang tidak memiliki smartphone didatangi guru ke rumah,” kata Saminan.

Saminan juga menjelaskan, Disdik Banda Aceh melakukan polling untuk guru, siswa, dan wali murid.

“Hasilnya, 49% meminta agar sekolah dilanjutkan secara tatap muka namun tetap dengan protokol kesehatan, 35% tidak setuju, dan sisanya 16% tidak tau,” tambah Saminan.

Ketua Asosiasi Manajemen Pendidikan Islam se-Indonesia, Dr Sri Rahmi memaparkan, saat ini yang dijalankan oleh dunia pendidikan pada unumnya adalah protokol kesehatan, bukan protokol pendidikan.

“Belajar dari rumah itu protokol kesehatan, protokol pendidikannya mana?” tanya Sri Rahmi dengan nada menggugat. 

Rahmi juga berharap adanya indikator untuk Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) dan SPP, ini supaya ada kejelasan. 

“Untuk PPDB dan pembayaran SPP harus ada kejelasan karena banyak wali murid yang dililit krisis ekononi. Di sisi lain, sekolah swasta pendapatannya adalah dari SPP,” tandas Rahmi.

Pihak Ombudsman berharap, layanan pendidikan di Aceh harus ditingkatkan dan harus berjalan dengan tetap memperhatikan situasi dan keadaan. 

“Proses Belajar Mengajar (PBM) tetap harus berjalan untuk mencerdaskan anak bangsa. Anggaran pendidikan cukup besar, tetapi tingkat pendidikan kita masih rendah,” ujar Taqwaddin mengakhiri diskusi tersebut. (SERAMBINEWS.COM)