Tag: Corona

Mencari Konsep Belajar Dalam Melaksanakan Pendidikan Masa “New Normal” Di Kota Banda Aceh

Banda Aceh – Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Kota Banda Aceh menggelar video conference yang dibuka oleh Moderator Kepala Seksi Data dan Informasi Pendidikan kota Banda Aceh.

Vidcon ini dibagi dalam Tiga session dengan 3(tiga) narasumber yaitu

  1. Saminan,M.Pd ( Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan)
  2. Ismul Huda,M.Si ( Dosen FKIP Unsyiah )
  3. Saifuddin Bantasyam,SH,MA    ( Pemerhati Pendidikan)

 

Nara sumber I Sesion I

  1. Saminan M.Pd memaparkan beberapa hal penting sebagai berikut :
  2. Awal Semester Ganjil Tahun Ajaran Baru akan dimulai pada tanggal 13 juli 2020
  3. Menyikapi Keputusan Bersama 4 (empat) Menteri yaitu Mendikbud,Menag,Menkes dan Mendagri, tentang panduan penyelenggaraan pembelajaran pada tahun ajaran baru di masa pandemic covid-19 dengan ringkasan sbb :

Bahwa tahun ajaran baru dimulai pada juli 2020.

Untuk Daerah yang berada di Zona Kuning, orange, dan merah  dilarang melakukan pembelajaran tatap muka di satuan pendidikan dan tetap melanjutkan belajar dari rumah (BDR) (94 % dalam 429 kab/kota)

Daerah zona hijau (6%) dimulai dengan sekolah SMP keatas sedangkan SD dan PAUD masih harus menunggu kebijakan lebih lanjut

  1. Disdikbud Kota Banda Aceh telah merancang program pembelajaran tatap muka yang mengikuti protocol kesehatan yaitu :

Mempersiapkan himbauan pelaksanaan sekolah dengan mengikuti prosedur kesehatan : Sekolah disemprot cairan disinfectan, memakai masker, menyiapkan tempat cuci tangan, menyiapkan petugas pengukur suhu tubuh (thermogun), menyiapkan pola kehadiran ( Pembatasan jumlah siswa yang bersekolah) pemisahan kelas laki-laki dan perempuan di hari yang berbeda

Pelaksanaan pembelajaran di dalam ruangan setelah prosedur protocol kesehatan diselesaikan siswa masuk kedalam kelas dan membaca doa tolak bala.

  1. Persoalan mendasar yang muncul dengan adanya siswa baru kelas satu adalah :

Siswa belum bisa Membaca,Menulis dan Berhitung (Calistung), kemampuan tehnologi guru kelas satu masih rendah, banyak siswa belum memiliki HP Android, belum adanya pengenalan warga sekolah, siswa belum mengerti perintah secara bersamaan, dsb.

  1. Untuk siswa kelas atas dan jenjang SMP masih menggunakan pola e belajar dan kekurangan-kekurangannya akan terus diperbaiki,

 

Nara sumber II Sesion II

Dr. Ismul Huda,M.Si memulai paparananya dengan membagagi power point presentasi yang dapat diunduh dilaman : http://gg.gg/newnormal170620

Yang dapat disarikan sebagai berikut :

1.Visi dan misi kota madani

  1. Tantangan
  2. Strategi
  3. tindak lanjut

Tantangan New Era adalah

Industry 1.0 tahun 1784 menggunakan aiar sebagai kekuatan utama

Industry 2.0 tahun 1870 menggunakan mesin sebagai penggerak utama

Industry 3.0 tahun 1969 menggunakan robot sebagai penggerak utama

  • Automisasi sebagai peralatan mesin, penggunaan computer sebagai penyimpan big data dan Sistem Informasi yang terintegrasi dengan baik

Industri 4.0 sekarang menggunakan internet dan jaringan sebagai penggerak utama

Industri 5.0 akan datang

Paradigma baru Belajar dan mengajar

Pertemuan belajar secara digital :

  1. From physical to digital
  2. From standards to habits
  3. From compliance to play
  4. From school to communities
  5. From reaction to interaction
  6. From isolation to Connectivism
  7. From privacy to transparansi

Ruang belajar zaman now :

  1. Syncronous learning
  2. Tatap Muka ( Diskusi,Demonstrasi,Praktik,tutorial,drill dll) merancang dan melaksanakan pembelajaran yang terjadi pada waktu yang sama dengan memanfaatkan tehnologi (tehnology enhanced classroom)

Juga memiliki banyak ruang yang lain selain ruangan belajar di sekolah

  1. Tatap Maya ( Konferensi, audio, visual, web) merancang dan melaksanakan pembelajaran pada waktu yang sama tapi ruang yang berbeda (connecting students to the external experts,practitioners and professors.
  2. Asyncronous learning
  3. Personal ( Audio,Video,animasi,simulasi, AV/VR) Menyediakan objek belajar (learning object) baik buatan sendiri (by design) maupun memanfaatkan yang telah ada ( by utilization) yang memungkinkan terjadinya belajar kapan saja dan dimana saja sesuai dengan kondisi,kecepatan, dan minat belajar masing-masing ( Digital Self-paced learning materials.
  4. Kolaborasi Interpersonal ( Millist,Blog,comm. Of, practices,chat room) Merancangdan melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan terjadinya belajar kapan saja dan dimana sajasecara kolaboratif. Focus on authentic and challenging task.

Prinsip kebijakan pendidikan di masa pandemic Covid-19.

Kesehatan dan keselamatan peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, keluarga dan masyarakat merupakan prioritas utama dalam menetapkan kebijakan pembelajaran.

Merancang dan melaksanakan  “Blended Learning” suatu metode pembelajaran yang mengkombinasikan strategi pembelajaran sinkron dan asinkron terbaik yang relevan melalui system pengelolaan pembelajaran digital untuk menciptakan pengalaman belajar yang optimum.

Tindak Lanjut :

– Jalankan dengan ketat protocol sebagaimana SKB,mendikbud,Menag,Menkes dan mendagri 2020 (SKB)

– Merancang, melaksanakan dan melakukan pengelolaan serta pengembangan secara berkelanjutan (blended learning)

– Program peningkatan kompetensi Digital para insan pendidikan Kota Banda Aceh ( Digital literasi)

– Penguatan Kapasitas Infrastruktur utama dan pendukung blended Learning (infrasrtuktur)

 

Nara sumber III Sesion III

Saifuddin Bantasyam,SH,MA memaparkan beberapa hal sebagai berikut

  1. Keinginan yang kuat ingin menyatukan suatu langkah yang sangat tepat dilaksanakan oleh disdikbud yang selalu mencari terobosan-terobosan baru guna terlaksannya proses belajar mengajar di sekolah baik persiapan pelaksanaan Prose Belajar Mengajar (PBM) baik melalui tatap muka ataupun tatap maya agar pembelajaran dapat dilaksanakan.
  2. Pelaksanaan PBM secara tatap muka haruslah melewati prosedure protocol kesehatan yang prosedurnya telah ditetapkan oleh pemerintah melalui gugus tugas covid 19 agar semua proses berjalan lancar dan tidak menimbulkan kekhawatiran dari pihak manapun disebabkan keselamatan jiwa adalah sangat penting dari segala-galanya.
  3. Pelaksanaan PBM secara tatap maya adalah sebuah modifikasi pelaksananan pembelajaran jarak jauh yang hasil akhirnya adalah sama yaitu ketercapain transformasi pembelajaran dari bangku sekolah pindah ketempat dimana peserta didik dapat mengakses materi belajar pada waktu dan tempat yang berbeda
  4. Pelaksanaan kedua mekanisme tersebut haruslah diperhatikan sarana dan prasarana pendukung agar semua proses PBM dapat berjalan lancar dan baik serta menghasilkan tujuan yang diharapkan.
  5. Seluruh level yang terlibat dalam persekolahan baik SD dan SMP dapat berfungsi dan difungsikan sesuai peran dan tanggung jawabnya masing-masing serta dapat dilibatkan komite sekolah agar proses PBM baik secara tatap muka dan tatap maya dapat terlaksana dengan baik.
  6. Tantangan yang dihadapi adalah masih adanya 6 % orang tua yang belum menyetujui pelaksanaan PBM, berdasarkan poling yang telah dilaksanakan. Walaupun persentase yang kecil tetapi haruslah dipastikan bahwa tantangan tersebut dapat dirangkul dan dijadikan barometer susksesnya pelaksanan PBM baik secara tatap muka maupun tatap maya.dan sebaiknya kita meyakinkan  bahwa hal tersebut dapat dimengerti bahwa sekolah adalah suatu kebutuhan  hidup masyarakat modern sekarang ini.

Beberapa peserta yang diberikan kesempatan untuk bertanya tentag “new normal: sector m=pendidikan memberikan Apresiasi dan tanggapan sebagai berikut :

  1. Ketua Majelis pendidikan Daerah (MPD) Kota Banda Aceh, Salman Ishak, menyarakan melalui Vidcon ini bahwa kerinduan guru dan kerinduan siswa untuk dapat mengikuti pendidikan kembali haruslah dipahami betul oleh jajaran Disdikbud bagaimana merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi proses PBM disekolah kembali dengan kondisi kekiniaan baik tatap muka maupun tatap maya dapat kembali terlakasana dengan baik serta mencermati kecemasan pihak orang tua
  2. Pengawas Satuan pendidikan Elli Kuraniawati,M.Pd menanyakan kekahawatiran pengawas bila proses sekolah melalui tatap maya terus berlanjut sementara masih ada peserta didik belum memiliki perangkat tekhnologi untuk pembelajaran daring sehingga materi-materi belajar yang disampaikan oleh guru kepada peserta didik menjadi terhambat atau terkendala.

 

Kegiatan Vidcom ini diakhiri dengan closing statemen dari Narasumber

Dr. Ismul Huda,M.Si :

Bahwa Proses Belajar Mengajar (PBM) harus terus berjalan melalui :

  • Digital Literasi
  • Peningkatan program parenting
  • Penyusunan menu-menu pembelajaran efektif
  • Ruang belajar yang tersedia disekolah dan ruang belajar lainnya yang tersedia agar dapat difungsikan dan dimanfaatkan untuk proses belajar

Saifuddin bantasyam,SH,MA

  • Covid 19 memberikan dampak luar biasa dan memberikan proses menuju perubahan-perubahan pada semua sektor kehidupan, sektor pendidikan juga terdampak dengan ditutupnya PBM secara tatap muka
  • proses belajar mengajar harus dilaksanakan seacara terencana , sistematis dan terintegarasi dengan semua pelaksana sekolah termasuk komite.

Kepala Dinas Pendidikan Dr. Saminan menutup Sesion sebagai berikut :

  • prinsip kebijakan pendidikan masa new normal adalah kesehatan dan keselamatan
  • peluang-peluang ruang belajar yang tersedia agar dapat dimanfaatkan dengan baik oleh guru
  • Melaksanakan program perenting guna persiapan pembelajaran jarak jauh dari rumah siswa dengan guru disekolah
  • Mengembangkan program pendidikan Dari guru I kepada Guru II
  • Guru I adalah Guru Sekolah dan Guru II adalah orang tua peserta didik yang akan menyampaikan materi terusan dari guru I
  • Pengawas satuan pendidikan harus terus memantau dan memberikna evalausi pelaksanan pembelajaran dimas covid 19 berlangsung agar hasil pembelajaran dapat terukur berdasarkan indikator yang telah disiapkan.

Ombudsman Nilai Pendidikan Selama Covid-19 tidak Efektif

BANDA ACEH – Proses pendidikan selama pandemi Covid-19 tidak berjalan efektif karena lemahnya fasilitas pendukung seperti jaringan internet, tidak semua wali murid memiliki smartphone, dan juga diperburuk dengan minat belajar yang rendah dari siswa.

Penilaian tersebut disampaikan Kepala Ombudsman Aceh, Dr Taqwaddin Husen yang menjadi salah seorang narasumber pada diskusi yang dilaksanakan secara virtual oleh Ombudsman Aceh, Rabu (10/6).

Menurut Taqwaddin, belajar secara daring hanya bisa diikuti oleh sebagian kalangan di kota. Lagipula, lanjutnya, belajar secara daring tidak bisa menggantikan posisi guru di kelas.

“Murid lebih bersemangat ketika berinteraksi secara langsung dengan guru di kelas,” kata Taqwaddin.

Selain Taqwaddin, diskusi virtual tersebut juga menghadirkan sejumlah narasumber lain, seperti Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Drs Rachmat Fitri MPA, Kakan Kemenag Banda Aceh, Dr H Asy’ari MSi, dan Kadisdikbud Banda Aceh, Dr Saminan Mpd.

Diskusi pendidikan yang dimoderatori oleh Ilyas Isti itu juga menampilkan Ketua Komisi VI DPRA, Tgk H Irawan Abdullah SAg dan Ketua Asosiasi Manajemen Pendidikan Islam, Dr Sri Rahmi selaku pengamat pendidikan.

Kadis Pendidikan Aceh, Rachmat Fitri saat diskusi virtual tersebut tidak menampik terhadap konsisi pendidikan di tengah pandemi Covid-19 yang tidak efektif.

“Catatan dari pihak Ombudsman akan menjadi perhatian bagi kami. Kita berharap, proses pendidikan tetap berjalan walau dalam keadaan apapun. Dalam kondisi tidak normal seperti ini kita berharap berbagai ide kreatif muncul untuk pembelajaran” kata Kadisdik Aceh yang akrab disapa Haji Nanda tersebut.

Hal yang sama juga diakui oleh Ketua Komisi VI DPRA, Irawan Abdullah.

Irawan munuturkan, saat ini pihaknya sedang membuat grand desain untuk pendidikan di masa new normal nantinya.

“Grand desain untuk pendidikan menuju ke arah new normal kita persiapkan bersama multistackholder. Perlu kami sampaikan bahwa untuk saat ini dana BOS bisa digunakan untuk proses pembelajaran secara daring” kata Irawan.

Irawan juga mengatakan, jika kondisi ini berkepanjangan, maka  kita sudah mempersiapkan beberapa solusi. Seperti pelatihan guru untuk proses belajar secara daring dan penambahan tower untuk daerah terpencil.

“Hasil diskusi ini nantinya akan menjadi bahan masukan untuk kami di Komisi VI DPRA, ini sangat bagus karena kita sedang menyusun grand desain untuk menuju ke pendidikan new normal,” ujar Irawan.

Kepala Kantor Kemenag Banda Aceh, Dr Asy’ari memaparkan pihaknya tetap mengikuti petunjuk dari Kemenag.

“Untuk pembelajaran di era new normal, mungkin dengan sistem belajar selang-seling yang bertujuan untuk memperkecil jumlah siswa yang hadir,” sebut Asy’ari.

Kadis Pendidikan Banda Aceh, Dr Saminan mengungkapkan, selama pandemi ini pihaknya tetap bekerja melayani murid dengan berbagai sistem pembelajaran.

Ada yang dengan sistem online ada juga yang gurunya datang ke rumah-rumah peserta didik.

“Proses belajar mengajar tetap berjalan walaupun di masa pandemi Covid-19 tetapi dengan sistem yang berbeda, yaitu tidak ada tatap muka. Salah satu cara adalah melalui pembelajaran online. Sedangkan bagi peserta didik yang tidak memiliki smartphone didatangi guru ke rumah,” kata Saminan.

Saminan juga menjelaskan, Disdik Banda Aceh melakukan polling untuk guru, siswa, dan wali murid.

“Hasilnya, 49% meminta agar sekolah dilanjutkan secara tatap muka namun tetap dengan protokol kesehatan, 35% tidak setuju, dan sisanya 16% tidak tau,” tambah Saminan.

Ketua Asosiasi Manajemen Pendidikan Islam se-Indonesia, Dr Sri Rahmi memaparkan, saat ini yang dijalankan oleh dunia pendidikan pada unumnya adalah protokol kesehatan, bukan protokol pendidikan.

“Belajar dari rumah itu protokol kesehatan, protokol pendidikannya mana?” tanya Sri Rahmi dengan nada menggugat. 

Rahmi juga berharap adanya indikator untuk Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) dan SPP, ini supaya ada kejelasan. 

“Untuk PPDB dan pembayaran SPP harus ada kejelasan karena banyak wali murid yang dililit krisis ekononi. Di sisi lain, sekolah swasta pendapatannya adalah dari SPP,” tandas Rahmi.

Pihak Ombudsman berharap, layanan pendidikan di Aceh harus ditingkatkan dan harus berjalan dengan tetap memperhatikan situasi dan keadaan. 

“Proses Belajar Mengajar (PBM) tetap harus berjalan untuk mencerdaskan anak bangsa. Anggaran pendidikan cukup besar, tetapi tingkat pendidikan kita masih rendah,” ujar Taqwaddin mengakhiri diskusi tersebut. (SERAMBINEWS.COM)

Apel Perdana Disdikbud Kota Banda Aceh Pasca Idul Fitri 1441 H

Banda Aceh – Sekretaris Disdikbud Sulaiman Bakry, S.Pd. M.Pd selaku pembina apel hari pertama masuk kerja pasca libur Hari Raya Idul Fitri 1441 H yang dilaksanakan dihalaman kantor Disdikbud Kota Banda Aceh (26/05/2020). Beliau menyampaikan bahwa apel ini bertujuan untuk mengecek kehadiran Apartur Sipil Negara (ASN) dan Tenaga Honorer yang tingkat kehadirannya mencapai 99%, sedangkan beberapa pegawai yang tidak masuk disebabkan karena sakit dan izin tidak masuk kerja yang tidak dapat dielakkan.

Sekdis juga menyampaikan ucapan terima kasih atas kepatuhan seluruh ASN dan Tenaga Honor yang telah hadir tepat pada waktunya, meningkatkan displin dan integritas selaku abdi masyarakat serta terus meningkatakan pelayanan juga menjalin silaturrahmi dan kekompakan keluarga besar Disdikbud Kota Banda Aceh.

Seluruh peserta apel tampak memakai masker dan menjaga jarak aman (phisycal distancing), hal ini membuktikan bahwa seluruh ASN dan Tenaga Honorer mulai dari  pimpinan dan Staf telah memahami protokol kesehatan penanganan covid-19.  

Kehadiran peserta apel tersebut berdasarkan surat edaran Sekretaris Daerah Kota Banda Aceh Nomor, 800/1099 tanggal 18 mei 2020 yang mewajibkan ASN maupun Tenaga Honorer  untuk masuk kantor dan melaksanakan tugas sebagaimana biasa pada hari selasa 26 mai 2020 dan esoknya akan kembali berlaku sistem shift kerja seperti yang selama ini diterapkan.

Pada akhir sambutan Sekdis meminta kepada peserta apel agar tetap semangat, selalu menjaga kesehatan dan jangan lupa berdoa agar marabahaya covid-19 akan segera berlalu, dan mengucapkan Minal Aizin Walfaizin , mohon maaf lahir dan bathin. (Nur Muhammad)

 # DATADANINFORMASIPENDIDIKAN

Penguatan Kompetensi Pembelajaran E-Learning Guru SD Dan SMP Se Kota Banda Aceh

BANDA ACEH – Dalam menyikapi edaran Bapak Walikota Banda Aceh tentang pembelajaran dirumah akibat adanya wabah virus COVID-19, maka Kepala Dinas Pendidikan Kota Banda Aceh membuat rapat dengan kepala sekolah SD dan SMP untuk melakukan sebuah penguatan sistem pembelajaran e-learning kepada guru-guru di sekolah yang dilaksanakan di SKB Kota Banda Aceh (17/03/2020).

Menurut Kadis Disdikbud Kota Banda Aceh, Saminan, mengatakan bahwa sistem pembelajaran e-learning di  Banda Aceh sudah dimulai sejak 2 tahun yang lalu, tapi masih kurang efektif. Untuk itu dalam menyamakan persepsi semuanya termasuk dalam sistem evaluasi, maka mulai hari Rabu ini ditindaklanjuti kembali untuk di lakukan penguatan kepada guru-guru inti kemudian nanti akan terjadi peningkatan pada guru-guru imbas yang ada di seluruh kota Banda Aceh.

“Jadi penguatan sistem pembelajaran ini juga dilakukan mulai dari kelas 1 SD sampai kepada kelas 10 SMP. Di SMP selama ini memang pemahaman guru terhadap penggunaan e-learning ini sudah begitu maju, karena dunia pendidikan Kota Banda Aceh setiap tahun selalu melakukan pelatihan penggunaan e-learning dan membuat materi materi ajar menggunakan digital”, ungkapnya.

sistem evaluasi yang dilakukan adalah setiap pembelajaran yang ada di rumah, maka orang tua akan memberikan informasi kepada guru kelas masing-masing dengan mengirimkan video, hasil kerja, dan juga mendampingi anaknya dalam mengerjakan materi yang telah dibuat oleh para guru. Hasil pembelajaran tersebut dikirim melalui web, WA (Whatsapp), dan email.

“Untuk itu dengan adanya e-learning ini, maka ini kita tingkatkan kembali sehingga prosesnya akan lebih efektif dalam memberdayakan anak-anak kita belajar di rumah. Dan ini merupakan jawaban yang kita lakukan dalam rangka mencegah anak-anak kita supaya tidak tertular dengan penyakit wabah COVID-19”, tuturnya.