Banda Aceh – Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Banda Aceh yang dipimpin oleh Husni Alamsyah melakukan survey lokasi keberadaan batu nisan-nisan kuno yang terletak di Gampong Pineung, Banda Aceh (05/06/2024).
Laporan hasil survey dari kolaborasi anggota tim ahli Cagar Budaya Banda Aceh dan Bidang Kebudayaan, ditemukan 10 buah nisan yang menumpuk di halaman rumah warga.
Nisan-nisan kuno tersebut merupakan jenis batu nisan Kerajaan Aceh Darussalam era abad 18/19 Masehi. Hal ini ditandai dengan bentuknya yang mirip dengan nisan pada makam Kompleks Kandang Meuh I dan II di Peuniti, Kec. Baiturrahman, Kota Banda Aceh.
Umumnya nisan yang diamati berbentuk pipih persegi, dimana ada yang bersayap dan ada yang tidak bersayap. Semua nisan terbuat dari jenis batu pasir (sandstone) dengan ciri khas merujuk pada era Bandar Aceh Darussalam.
Ciri khas nisannya bisa dipastikan berasal dari tipe Bandar Aceh Darussalam abad 18/19 Masehi yang saat itu Kerajaan Aceh berada di bawah pemerintahan Sultan Aceh-Bugis.
Ini artinya, Gampong Pineung telah eksis sejak jaman Kerajaan Aceh atau sebelum Meletus perang Aceh-Belanda Tahun 1873. Di Gampong Pineung dahulu pernah ada tokoh kerajaan yang sangat terkenal dengan laqab Tengku Chik Di Pineung XVII, seorang pejabat gampong yang terkenal kaya raya pada masanya.
Untuk itu perlu penelitian mendalam dilakukan guna melihat keterhubungan antara nisan-nisan kuno dengan tokoh Tengku Chik Di Pinieung XVII.
Husni Alamsyah selaku Kabid Kebudayaan Disdikbud Banda Aceh telah mengkonfirmasi bahwa pemilik tanah telah bersedia memberikan hibah kepada Pemko Banda Aceh agar nisan-nisan tersebut bisa dimanfaatkan dengan baik.